Jumat, 10 Oktober 2014

Profile MA'HAD DARUL QUR’AN WAL HADITS AL-MAJIDIYYAH ASSYAFI’IYYAH NW PANCOR (MDQH NW PANCOR)


A. PENDAHULUANs
Pernyataan AL–Magfurullahu Syaikh Sayyid Amin Al- Quthbi :

فىِ سَاحَةِ اْلعِلْمِ لَهُ مَعْهَدٌ
لاَ يَبْرَحُ الطُّلاَبُ فىِ ظِلِّهِ
Di dunia ilmu dia memiliki Ma’had
Tidak akan pernah kurang
para Thullab bernaung di bawahny

Pesan Al-Maghfurulahu Maulana Syeikh :

معهد القرآن بنا * فادخلوا طالبينـا
بســلام آمنين * نهضة الوطن فينا

Ma’had Darul Qur’an Wal Hadits Tetap Eksis
Silahkan Anda masuk untuk belajar di dalamnya
Dengan rasa nyaman dan tenteram
Di Nahdlatul Wathan.

Pondok Pesantren merupakan pusat pendidikan Islam, dakwah dan pengabdian masyarakat yang tertua di Indonesia. Pondok pesantren diakui sebagai sistem dan lembaga pendidikan yang memiliki akar sejarah dengan ciri-cirinya yang khas. Keberadaannya sampai sekarang masih berdiri kokoh ditengah-tengah komunitas masyarakat. Hal ini terbukti dengan kenyataan bahwa pondok pesantren saat ini masih menampakkan keaslian, kebhinekaan dan kemandirian walaupun usianya setua proses Islamisasi di negeri ini.

Kamis, 09 Oktober 2014

“G25-S” dan Nasib Rupiah*) (Dampak perekonomian akibat pertarungan dua kubu di parlemen)

source: http://sinarharapan.co
Akhir pekan lalu (Jum’at, 26 September), kinerja pasar uang dan saham melemah. Rupiah melemah 0,5% menjadi Rp12.007 per dolar Amerika Serikat (AS), sedangkan IHSG anjlok 1,32% menjadi 5.132,56. Selain disebabkan oleh faktor eksternal, pelemahan ini terutama disebabkan oleh faktor internal. Kebetulan, berbagai peristiwa (eksternal dan internal) yang menyebabkan pasar uang dan saham kita melemah tersebut terjadi pada 25 September 2014, sehingga saya menyebutnya ada “Gerakan 25 September” (“G25-S”). 

Dari sisi eksternal, pelemahan Rupiah dan IHSG ini dipicu oleh kekhawatiran para pelaku pasar terkait dengan kebijakan bank sentral AS (the Fed). Rupiah melemah karena penguatan dolar AS setelah pidato Fisher terkait kebijakan moneter AS. Fisher yang menjadi anggota Federal Open Market Committee (FOMC) menyampaikan pidatonya pada Kamis (25 September ) di Roma, yang mengindikasikan penaikan suku bunga the Fed lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Dia mengemukakan ada asumsi the Fed akan menaikkan Fed Rate antara musim semi (sekitar April) dan musim panas (sekitar Juni) tahun 2015.

Rabu, 08 Oktober 2014

Preview Buku "Sang Maulana" oleh Muhammad Zulkarnaen



MENGENANG era pra kemerdekaan Republik Indonesia. Hidup di dunia ini terasa tidak begitu bermakna. Tekanan dan paksaan dari para penjajah menjadi empedu yang selalu dirasakan setiap hari oleh masyarakat Indonesia. Kerja keras hanya akan memberikan keuntungan bagi para penjajah. Hasil kerja terkadang tak diupah sehingga tidak ada penghasilan yang dibawa pulang ke rumah. Menentang perintah dari para penjajah sama artinya dengan mencari mati.
Kehadiran seorang pembawa perubahan selalu dinanti oleh semua penduduk negeri, tak terkecuali oleh masyarakat Rinjani. Animisme, kebodohan, serta kemiskinan menjadi pemandangan yang tak mengenakkan. Kapankah masyarakat bisa keluar dari masa pahit ini? Tak seorangpun dapat mengetahuinya.
Pada tahun 1910, seorang ulama’ bernama Syaikh Ahmad Rifa’i datang di dalam mimpi salah se­orang tokoh agama di Pulau Lombok bernama Tuan Guru Abdul Madjid. Kedatangan ulama’ dari Maghrabi ini membawa berita gembira. Berita yang membuat Tuan Guru Abdul Madjid tersenyum dan menampakkan wa­jah yang ceria. Betapa tidak! Orang yang membawa berita itu merupakan seorang wali Allah yang kata-katanya dipastikan mengandung unsur kebenaran.
Akan segera lahir dari istrimu seorang anak laki-laki yang kelak akan menjadi seorang ulama’ besar.” Begitulah isi berita yang dibawa oleh ulama’ tersebut.

Selasa, 07 Oktober 2014

Pesan Maulana Syaikh, tanggal 20 Maret 1996

Embe taok muridku si’ bani bebantelan dunia akherat. Luean si mentingang  dirikne doang. ( 20 Maret ’96 )

     ( Manakah muridku yang berani berjuang dunia akhirat/lillahi ta'ala. Lebih banyak yang mementingkan dirinya sendiri )
Bani bebantelan dunia akhirat ( Berani sehidup semati/berjuang sekuat tenaga dunia akhirat ).
Kalimat ini merupakan sebuah tantangan sekaligus harapan agar murid Maulana Syaikh benar-benar berjuang lillahi ta'ala. Berjuang dengan segenap jiwa raga, tidak saja untuk memajukan organisasi NW tetapi untuk kemaslahatan ummat Islam. Harapan tersebut menguatkan bahwa guru memiliki hasrat nurani untuk benar dan tulus membentuk murid-muridnya. Guru adalah orang tua rohani, sedangkan ibu bapak adalah orang tua jasmani ( yang melahirkan kita ). Guru merupakan jalan kita mengerti bagaimana kekuasaan Allah, bagaimana keagungan Allah, sehingga kita memahami apa yang seharusnya kita perbuat dan tinggalkan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Seseorang tidak akan memperoleh kesuksesan dan tidak pula ilmunya dapat bermanfaat apabila ia tidak menghormati gurunya dan ilmu itu sendiri. Dalam Kitab Ta'limul Muta'allim disebutkan :
ماَ وَصَلَ مَنْ وَصَلَ اِلاَّ بِالحْرُمَةِ وَمَا سَقَطَ مَنْ سَقَطَ اِلاَّ بِتَرْكِ الْحُرْمَةِ وَالتَّعْظِيْمِ .
Artinya : Dapatnya orang mencapai sesuatu hanya karena mengangungkan sesuatu itu,  dan gagalnya juga hanya karena tidak mau mengagungkannya.

POTRET KELUARGA TUAN GURU KYAI HAJI MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID Bagian ke-2

Keluarga Besar Tuan Guru Haji Abdul Madjid

Haji Mahsun Ainy, salah seorang putera Tuan Guru Haji Abdul Madjid, menyebutkan bahwa nenek moyang Tuan Guru Haji Abdul Madjid bukanlah berasal dari Pulau Lombok. Akan tetapi, konon, ia merupakan keturunan dari nenek moyang yang berasal dari Sulawesi Selatan [Makassar]. Orang tuanya yang bernama Papuk2 Jumlah adalah putera dari Balok3 Lendang. Nama yang disebut terakhir, konon digelari sebagai "dewan pasu" oleh pemerintah Kerajaan Karang Asem. Gelar 'Tuan Guru adalah sebutan yang diberikan kepada seseorang yang memiliki kapasitas ilmu pengetahuan agama Islam yang luas. Dalam konteks kultur Jawa sebutan Tuan Guru dikenal dengan nama Kyai. [1]

POTRET KELUARGA TUAN GURU KYAI HAJI MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID Baian ke-1

KELUARGA SAKINAH GURU MUKMINAH (Julukan?Gelak Datok Abdul Majid)


Guru Mukminah atau Guru Minah adalah nama populer yang menjadi panggilan akrab ayah dari Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid. Julukan "guru" ini diberikan  kepadanya karena selalu tekun dan aktif menjadi guru mengaji, yakni inengajarkan membaca Al-Qur'an, bahkan juga sebagai seorang muballigh, sehingga ia terkenal sebagai seorang pemuka masyarakat di kampungnya, yakni Kampung Bermi, Pancor, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Nama populer yang menjadi panggilan akrabnya ini, selanjutnya diganti dengan nama Haji Abdul Madjid, setelah ia menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah pada tahun 1341 H [1923 M]. Penggantian nama setelah menunaikan ibadah haji seperti ini sudah menjadi tradisi umum masyarakat Indonesia. Nama tersebut biasanya diambil dari namanama silsilah keluarga, atau nama seorang tokoh, atau ulama yang dikagumi. Setelah selesai mengerjakan ibadah haji, maka secara resmi dipanggil Pak Haji dengan nama barunya. Di samping itu, ia juga dipanggil Tuan Guru.' Jadi, nama lengkapnya adalah Tuan Guru Haji Abdul Madjid.

“tulisan ini diambil atau ditulis ulang dari buku Visi Kebangsaan Religius Bab II karangan Mohammad Noor, Muslihan Habib dan Muhammad Harfin Zuhdi”

Sabtu, 04 Oktober 2014

PENDIDIKAN NAHDLATUL WATHAN DI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) : SARIF HIDAYATULLAH


Sumber: HidayatullahBlog

A.    PENDAHULUAN


Untuk mencoba mengatasi persoalan pendidikan di dunia Islam, menurut Hasan Langgulung, telah hadir tiga pola pemikiran : pertama, pola pemikiran pendidikan Islam yang berorientasi kepada pola pendidikan modern di Barat; kedua, pola pemikiran yang berorientasi dan bertujuan untuk memurnikan kembali ajaran Islam; Ketiga, pola pemikiran yang berorientasi pada kekayaan dan sumber daya bangsa masing-masing dan bersifat nasionalisme. [1]

Sejalan dengan upaya kaum muslimin di berbagai belahan dunia Islam, termasuk di Indonesia yang hingga sekarang terus berusaha berbenah diri dalam bidang pendidikan, Nahdlatul Wathan juga sudah cukup lama ikut mengambil bagian memikirkan persoalan pendidikan bagi masyarakat, khususnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Keikutsertaan dan kepedulian Nahdlatul Wathan dalam memikirkan dan menangani masalah pendidikan yang dihadapi masyarakat Lombok itu tampaknya didorong oleh rasa tanggungjawab dan dihadapkan dengan realitas umat Islam di daerah tersebut masih jauh tertinggal dalam bidang pendidikan.

Kehadiran Nahdlatul Wathan sebagai organisasi sosial keagamaan yang bergerak dalam berbagai bidang, utamanya bidang pendidikan, berawal dari gagasan dan pemikiran Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid untuk mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah, disingkat NWDI, [2] dan Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah, di singkat NBDI, sehingga nama Nahdlatul Wathan sebagai organisasi diambil dari dua kata pertama nama NWDI tersebut.

Syaikh Zainuddin Abdul Madjid, Ulama Kharismatik dan Jenius dari Pulau Lombok (Kandidat Pahlawan Nasional)



Ditulis oleh: Subki Raz
Maulana Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madji`

Para pembaca mungkin masih asing mendengar nama Syaikh Zainuddin Abdul Madjid. Tetapi coba anda berkunjung ke Pulau Lombok (sebuah pulau kecil dan indah yang sering dijuluki Pulau Seribu Masjid), kemudian menanyakan nama itu kepada orang asli Lombok, pastilah semua orang yang anda tanya akan kenal sekali dengan nama itu. Terutama di kalangan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pejabat. Apalagi jika pembaca atau wartawan bertanya kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini. Mengapa? Simak terus tulisan ini untuk mendapatkan jawabannya.

Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah seorang tokoh terkenal di Pulau Lombok bahkan Nusa Tenggara Barat. Di pulau Lombok, sebutan syaikh lebih dikenal dengan sebutan Tuan Guru. Tuan Guru ini identik dengan Kyai di Jawa. Sehingga di depan nama Beliau ini biasanya dituliskan singkatan TGKH (Tuan Guru Kyai Haji). Sehingga dalam penulisan nama Beliau di berbagai tempat secara lengkapnya adalah TGKH Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

Muhammad Zainul Majdi



Dr. K.H. TGH. Muhammad Zainul Majdi, M.A atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (lahir di Pancor, Selong, 31 Mei 1972; umur 42 tahun) adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat masa jabatan 2008-2013. Ia menjabat didampingi oleh Wakil Gubernur Badrul Munir.
Sebelumnya, Majdi menjadi anggota DPR RI masa jabatan 2004-2009 dari Partai Bulan Bintang yang membidangi masalah pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian dan kebudayaan (Komisi X).

NAHDLATUL WATHAN





1. Latar Belakang
Organisasi Nahdlatul Wathan disingkat NW adalah organisasi keagamaan islam (jam’iyah diniyah islamiyah) yang memiliki kegiatan utama (core activities) dalam bidang pendidikan, social dan dakwah islamiyah. Organisasi ini didirikan oleh TGKH.Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada tanggal 1 Maret 1953 bertepatan dengan 15 Jumadil Akhir 1372 Hijriyah.
Keberadaan lembaga-lembaga pendidikan Nahdlatul Wathan merupakan suatu bukti yang tidak terbantahkan akan peran serta organisasi ini dalam ikut serta mewujudkan tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara matematis berapa banyak anak bangsa yang dapat dicerdaskan oleh oragnisasi Nahdlatul Wathan setiap tahun. Bila dirata-ratakan setiap jenjang/jenis lembaga pendidikan Nahdlatul Wathan dapat menamatkan 40 orang anak didik setiap tahun maka akan ditemukan angka anak bangsa yang dapat ditamatkan dalam satu tahun sekitar 36.080 (tiga puluh enam ribu delapan puluh) orang siswa.

Sejarah Pendiri Nahdlatul Wathan TGKH. M. Zainuddin Abd. Majid




A.    KELAHIRAN TUAN GURU KYAI HAJI MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID
  1. Kelahiran
Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang nama kecilnya Muhammad Saggaf dilahirkan pada hari Rabu, 17  Rabi’ul Awal 1326 [1904 M] di Kampung Berini, Desa Pancor, Kecamatan Rarang Timur [Sekarang Kecamatan Selong] Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.
Adalah Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid, yang namanya disingkat HAMZANWADI [Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah], yang akrab dipanggil Maulana Syaikh atau juga akrab dengan panggilan “Tuan Guru Pancor”, oleh para murid dan jamaahnya secara umum, semasa kecilnya diberi nama Muhammad Saggaf oleh ayahnya sendiri, yaitu Tuan Guru Haji Abdul Madjid.
Terdapat keunikan lain seputar kelahirannya, yaitu adanya cerita gembira yang di bawa oleh seorang wali, bernama Syaikh Ahmad Rifa’i yang juga berasal dari Maghrabi. Ia menemui Tuan Guru Haji Abdul Madjid menjelang kelahiran putranya. Syaikh Ahmad Rifa’i berkata kepada Tuan Guru Haji Abdul Madjid “Akan segera lahir dari istrimu seorang anak laki-laki yang akan menjadi ulama besar”.