Sumber Foto
Iseng-iseng ngobrol masalah sejarah kerajaan Genggelang, sampai akhirnya nyangkut pembahasan masalah kesetaraan. Gangga konon katanya merupakan pusat dan induk peradaban Nusantara (Katanya). islam mulai disebarkan pertama kali dari gangga melalui kerajaan Genggelang yg ada di Gangga (saat ini jadi nama kecamatan dan nama dusun). kesetaraan sudah dikenal sejak zaman dahulu bahkan "mungkin" sebelum para tokoh-tokoh memperjuangkan adanya Kesetaraan Gender.
Senin, 24 April 2017
Jumat, 11 Desember 2015
POLITIK ISLAH: RE-NEGOSIASI ISLAH, KONFLIK, DAN KEKUASAAN DALAM NAHDLATUL WATHAN DI LOMBOK TIMUR
POLITIK ISLAH: RE-NEGOSIASI ISLAH, KONFLIK, DAN KEKUASAAN DALAM NAHDLATUL WATHAN DI LOMBOK TIMUR
Oleh. Saipul Hamdi
Kawistara, Vol. 1, No. 1, April 2011: 1-14
Oleh. Saipul Hamdi
Kawistara, Vol. 1, No. 1, April 2011: 1-14
PENGANTAR
Konflik merupakan salah satu ancaman
besar yang dihadapi bangsa Indonesia padamasa Reformasi. Jatuhnya rezim
Suharto 1998 ditandai dengan munculnya berbagai konflik komunal hampir
di setiap daerah di Indonesia (Anwar et al ., 2005; Nugroho et al.,
2004). Konflik yang muncul pada masa Reformasi lebih bersifat komunal
yang me libatkan sebuah masyarakat, komunitas, or ganisasi atau
institusi sosial (Tomagola, 2006; Colombijn, 2001). Konflik tidak hanya
di sebabkan oleh perbedaan identitas budaya, bahasa, dan agama, tetapi
juga karena adanya kepentingan ekonomi, politik, dan kekuasaan. Anthony
Giddens mengatakan bahwa konflik sangat dekat dengan ideolo gi, politik,
dan kekuasaan. Bahkan sebagian besar konflik yang muncul hanya disebab
kan oleh faktor kekuasaan (Giddens, 1989: 571). Konflik komunal di
Ambon, Maluku, Poso, Kalimantan, dan Lombok memiliki kaitan yang kuat
dengan kepentingan politik, ekonomi, dan kekuasaan. Kuatnya pengaruh
dari faktor-faktor tersebut menyebabkan konflik terus mengalami
polarisasi, reproduksi, dan eskalasi di masyarakat (Van Klinken, 2005:
94, 99; Wilson, 2008: 130- 131).
Minggu, 25 Oktober 2015
Fakta Menarik di Balik Kemenangan Lombok di Wisata Halal Dunia
By Hans
Bahanan
Lombok is Indonesia halal Jewel’ (Foto: twitter
@WHTS15)
Liputan6.com, Mataram Pariwisata
Indonesia tengah bergembira dan merayakan pencapaian atas kemenangan dalam
ajang kompetisi dunia The World Halal Travel Summit/Exhbition 2015 (WHTS15) di
Abu Dhabi, Uni Emirate Arab (UEA) pada 21 Oktober 2015 lalu. Dari 14 kategori
yang dilombakan, Indonesia menyabet pehargaan sebagai pemenang di tiga kategori
yakni World’s Best Halal Tourism Destination, World’s Best Halal Honeymoon
Destination, dan World’s Best Family Friendly Hotel.
Pulau Lombok berhasil menyabet penghargaan sebagai
pemenang di 2 kategori yaitu World’s Best Halal Tourism Destination dan World’s
Best Halal Honeymoon Destination. Sedangkan pada kategori World’s Best Family
Friendly Hotel, Hotel Sofyan Jakarta terpilih menjadi pemenang.
Tentunya, ada kebanggan tersendiri dengan penghargaan
yang diterima Indonesia dalam ajang Internasional yang melibatkan lebih dari
200 negara di dunia tersebut. Bahkan, menteri Pariwisata Arief yahya menyebut
kemenangan Indonesia sebagai kado manis satu tahun masa pemerintahan Jokowi-JK
.
Sabtu, 09 Mei 2015
Seputar Lombok
Dengan pantai-pantai yang indah nan ajaib, Gunung Agung Rinjani
dan kehidupan laut spektakuler yang menarik untuk dijelajah, pulau lombok di
Nusa Tenggara Barat memiliki banyak destinasi wisata baik di darat maupun di
laut. Tidak heran jika Lombok adalah destinasi terpopuler di Nusa Tenggara
Barat.
Pantai Lakey: Berselancar Memburu Ombak Kidal di Nusa Tenggara Barat
Pernahkah Anda
mendengar istilah ombak kidal? Jika belum dan ingin melihat atau bahkan
menaklukkannya dengan berselancar (surfing) maka kunjungilah Pantai
Leakey. Saat ini memang sebagian besar yang datang ke Pantai Lakey adalah
wisatawan asing seperti dari Australia, Amerika Selatan, Amerika Serikat, dan
lainnya. Pantai ini berlokasi di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Pantai Leakey
sebenarnya adalah salah satu pantai yang tersohor sebagai salah satu kawasan surfing
terbaik dan unik di dunia. Apa yang unik? Ombaknya ternyata memiliki arah
sapuan ke kiri bukan ke kanan sebagaimana umumnya. Keunikan ini juga nyatanya
telah digenapi dengan keindahan pantai yang sudah menjadi buah bibir terutama
di kalangan penggila surfing. Salin itu, angin laut yang terbilang
kencang di kawasan ini juga mendukung kegiatan surfing, wind surfing,
atau kite surfing.
Islam Watu Telu di Lombok
Masyarakat
Sasak, etnis asli yang mendiami Pulau Lombok sebagian besar memeluk agama
Islam. Sebelumnya penduduk setempat menganut kepercayaan Sasak Boda, yakni
kepercayan animisme dan panteisme dimana pemujaan dilakukan terhadap roh-roh
leluhur dan dewa-dewa lokal. Kemudian Islam dibawa masuk oleh para pendatang Makassar
dan Jawa pada abad ke-16.
Saat itu,
Lombok terpecah menjadi tiga golongan berdasarkan kepercayaan yang dianut,
yakni Sasak Boda, Islam lima waktu, dan Islam yang dibawa oleh Sunan Perapen
yang kemudian ajarannya dikenali dengan sebutanWetu Telu. Hingga saat
ini, golongan Islam Wetu Telu masih bertahan. Ini adalah kepercayaan orang
Sasak yang menganut agama Islam tapi masih mempraktikan ritual-ritual agama
Hindu, Buddha dan animisme.
Penyebaran
Wetu Telu sekira 1 persen di seluruh wilayah Lombok, diantaranya terdapat di
beberapa desa di Kecamatan Bayan, Lombok Utara seperti Loloan, Anyar,
Akar-Akar, dan Mumbul Sari serta dusun-dusunnya memusat di Senaru, Barung
Birak, Jeruk Manis, DasanTutul, Nangka Rempek, Semokan dan Lendang Jeliti.
Desa Sade-Sasak Lombok dan Tata Cara Hidup Mereka yang Patut Anda Simak
Sasak adalah
penduduk asli Pulau Lombok.
Seperti juga kelompok etnik lain di Indonesia, suku Sasak berasal dari
keturunan Austronesia yang bermigrasi dari daratan Asia sekitar 5.000 tahun SM
dan tinggal di daerah-daerah di Asia Tenggara sampai ke Kepulauan Pasifik
Selatan. Saat ini 85% dari populasi Lombok adalah suku Sasak. Meskipun Lombok
sangat dipengaruhi oleh budaya Bali yang mayoritas memeluk agama Hindu Bali
tetapi suku Sasak di Lombok mayoritas memeluk Islam.
Suku Sasak
dikenal dengan keyakinan Wektu Telu yaitu kepercayaan Islam yang
memiliki unsur-unsur Hindu, Buddha, dan kepercayaan tradisional kuno lainnya.
Walaupun suku Sasak memeluk keyakinan Wektu Telu tetapi mereka tetap
melaksanakan salat wajib lima waktu. Ada juga minoritas kecil memeluk keyakinan
yang disebut Bodha yaitu kepercayaan animisme dan Buddhisme. Dua
kelompok agama ini hidup harmonis bermasyarakat.
Desa Sasak
paling kuno adalah Desa Bayan, berada dekat kaki Gunung Rinjani yang
merupakan kubu Wektu Telu. Akan tetapi yang paling sering dikunjungi wisatawan
adalah Desa Sade dan Desa Rembitan, di dekat Mataram. Masyarakat
desa tersebut memilih mengabaikan modernisai dunia luar dan lebih memilih untuk
terus melestarikan tradisi lama mereka.
Senin, 20 April 2015
Asal Muasal Nama LOMBOK
Kejujuran
Suku Sasak Tumbuhkan Jati Diri Bangsa
Jakarta,
Kemendikbud --- Kejayaan dan kekuasaan Kerajaan Hindu Majapahit pada masanya
banyak memberikan pengaruh terhadap kehidupan dan kebudayaan masyarakat di
berbagai wilayah Indonesia. Pengaruh kehidupan dan kebudayaan tersebut bahkan
terasa hingga kini, salah satunya bagi masyarakat Suku Sasak, Lombok, Nusa
Tenggara Barat. Catatan historis mengenai Lombok dan Suku Sasak termaktub dalam
kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca yang isinya memuat tentang
kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Langganan:
Postingan (Atom)