Kejujuran
Suku Sasak Tumbuhkan Jati Diri Bangsa
Jakarta,
Kemendikbud --- Kejayaan dan kekuasaan Kerajaan Hindu Majapahit pada masanya
banyak memberikan pengaruh terhadap kehidupan dan kebudayaan masyarakat di
berbagai wilayah Indonesia. Pengaruh kehidupan dan kebudayaan tersebut bahkan
terasa hingga kini, salah satunya bagi masyarakat Suku Sasak, Lombok, Nusa
Tenggara Barat. Catatan historis mengenai Lombok dan Suku Sasak termaktub dalam
kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca yang isinya memuat tentang
kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Dalam kitab,
yang pada tahun 2013 ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Ingatan Dunia itu, ada
sebuah kutipan “Lombok Mirah Sasak Adi”, lombok artinya lurus atau jujur, mirah
artinya permata, sasak artinya kenyataan, dan adi artinya baik. Secara
keseluruhan kutipan tersebut bermakna “kejujuran adalah permata kenyataan yang
baik dan utama”. Jadi nama pulau Lombok yang kita kenal saat ini diambil dari
salah satu kutipan dalam kitab tersebut.
Falsafah
“Lombok Mirah Sasak Adi” ini dipercaya sebagai cita-cita para leluhur dan harus
dilestarikan oleh anak cucunya. Sampai saat ini, falsafah tersebut dijadikan
sebagai pandangan hidup dan nilai-nilai tradisi yang akan menuntun ke arah
kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Suku Sasak. Meskipun agama Islam
masuk dan menggantikan kepercayaan Hindu yang dianut oleh masyarakat pada waktu
itu, falsafah tersebut tersebut masih tetap dipegang teguh. Hal ini dikarenakan
dalam perspektif Islam makna falsafah tersebut diartikan sebagai
Siratalmustaqim (jalan yang lurus) yang berarti jalan kebenaran yang membawa
kepada keselamatan dunia dan akhirat, serta diartikan juga oleh masyarakat Suku
Sasak sebagai keimanan terhadap Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Falsafah
“Lombok Mirah Sasak Adi” juga dinilai sebagai budaya adiluhung yang berpengaruh
besar terhadap pembentukan sikap, watak, dan prinsip masyarakat Suku Sasak.
Penghayatan dan semangat kejujuran dalam falsafah tersebut dianggap mampu
terealisasi pada masing-masing individu masyarakat Suku Sasak. Kejujuran adalah
hal yang penting bagi masyarakat Suku Sasak dalam semua aspek kehidupan dunia.
Falsafah
“Lombok Mirah Sasak Adi” sarat dengan nilai kearifan lokal yang tinggi.
Implementasi makna dari falsafah tersebut diharapkan juga dapat menggugah
semangat kejujuran seluruh masyarakat Indonesia, terutama di seluruh unsur
pemerintahannya. Falsafah tersebut juga dianggap mampu menumbuhkan kembali jati
diri masyarakat Indonesia dan mewujudkan pemerintahan yang bersih di berbagai
aspek. (Agi Bahari / sumber: Direktorat Jenderal KebudayaanKemendikbud/pengunggah: Erika Hutapea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar