Sumber Foto
Iseng-iseng ngobrol masalah sejarah kerajaan Genggelang, sampai akhirnya nyangkut pembahasan masalah kesetaraan. Gangga konon katanya merupakan pusat dan induk peradaban Nusantara (Katanya). islam mulai disebarkan pertama kali dari gangga melalui kerajaan Genggelang yg ada di Gangga (saat ini jadi nama kecamatan dan nama dusun). kesetaraan sudah dikenal sejak zaman dahulu bahkan "mungkin" sebelum para tokoh-tokoh memperjuangkan adanya Kesetaraan Gender.
Dalam sebuah acara adat (ritual) Lebur pirak yakni Acara untuk menyematkan kesetaraan (menyamakan) derajat antara amik dan amak (istilah yg digunakan untuk panggilan AYAH di Lombok). Sehingga sampai saat ini antara amik dan amak dipandang sama.
Dalam silsilahnya amik memiliki Pangkatnya lebih tinggi dari amak (Biasanya Amik/mamik awalan namanya memakai nama Lalu yg notabennya adalah keturunan bangsawan suku sasak yg didapat dari ibu keturunan bangsawan juga atau keturunan Baiq). Tapi di Genggelang hal tersebut sudah tidak berlaku lagi.
Oleh karenanya istilah kesetaraan/k kesamaan derajat bisa dikatakan sudah dikenal sejak lama ditandai dengan acara Lebur pirak. Bisa dilihat dari penggunaan kata Lalu, Raden dll masih dipakai oleh masyarakat luar daerah (Genggelang). Bahkan di luar negeri sepert Inggris masih sangat tinggi perbedaannya antara masyarakat biasa dengan bangsawan yg menjadi pemimpin negara Inggris atau misalnya ada nama Raden, Datu, dll. Sehingga saya menarik kesimpulan bahwa Mungkin itulah alasannya orang tua dahulu menghilangkan jejak budaya, silsilahnya dll di Genggelang khususnya agar tidak ada rasa sombong dan angkuh dalam hatinya. (Bukan menyombongkan diri lagi nihh).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar